Sabtu, 30 Juni 2012
Membaca Bahasa Tubuh yang Sedang Berbohong
Do you like this story?
Ketika Rhani Juliani di wawancara di Metro TV, seorang pengamat mengatakan bahwa Rhani Juliani sedang berbohong. Gaya duduknya yang anggun, bicaranya yang lembut sangat kontras dengan pesan-pesan non verbalnya. Bola matanya yang sering melihat ke atas dan gerakan bibirnya menunjukkan ia sedang menghafal kalimat demi kalimat yang akan ia sampaikan kepada audience di seluruh Indonesia. Intinya, ia sedang meragukan jawabannya sendiri dan tidak sedang berbicara atas pesanan hati nuraninya.
Bibir boleh berbohong, tetapi gerakan tubuh seseorang tak dapat menutupi suasana hati. Bahasa tubuh kita tidak bisa menyembunyikan rahasia apa yang kita rasakan dan apa yang kita pikirkan. Kita mengerti orang menyayangi dan membenci, menyambut atau menolak kita, walaupun tak terucap melalui gerakan tubuh, gerakan mata, ekspresi wajah, penggunaan jarak berbicara (misalnya dengan cara menghindar), kecepatan dan volume bicara, bahkan dengan diamnya seseorang atau “dinginnya” seseorang pada kita.
Penelitian komunikasi yang dilakukan Mehrabian dalam DeVito(1997:181) memperlihatkan dampak perilaku bahasa tubuh lebih besar dibandingkan dengan pengaruh kata-kata, dengan komposisi sebagai berikut : Verbal = 7% ; Intonasi kata = 38 % dan Wajah = 55 %. Penelitian itu menunjukkan efek bahasa tubuh seseorang yang dirasakan oleh orang lain, dimana bahasa tubuh memberikan pengaruh besar dalam komunikasi dibandingkan dengan kata-kata.
Pada umumnya menurut Mehrabian, seorang pembohong kurang bergerak dibanding dengan orang yang berkata sebenarnya. Pembohong berbicara lebih lambat dan membuat lebih banyak kesalahan bicara. Pembohong menurut Mehrabian, menggunakan lebih sedikit kata-kata, terutama dalam menjawab pertanyaan dan jika menjawab sesuatu pertanyaan, ia menjawab dengan tidak mendalam.
Sementara yang ditemukan oleh Myrna Foster, Marston dan Coddy (1984) dalam DeVito (1997), pembohong berhenti (pause) lebih lama sebelum menjawab pertanyaan dan menggunakan jeda lebih lama selama komunikasi mereka. Sedangkan menurut Pease (1984), Morris (1977) beberapa gerak-gerik yang menunjukkan kebohongan adalah menutup mulut (tangan dimulut dan ibu jari di pipi), memegang hidung dan menggosok mata.
Namun petunjuk-petunjuk penelitian ini bisa saja menyesatkan. Penelitian ini hanya boleh dijadikan hipotesis bukan kesimpulan. Orang bicara dengan menutup mulut bisa jadi karena belum gosok gigi dan menggosok mata karena kelilipan….
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Membaca Bahasa Tubuh yang Sedang Berbohong”
Posting Komentar