Senin, 19 Agustus 2013
Buktikan Lemahnya Keamanan Facebook, Peretas Palestina Bobol Akun Mark Zuckerberg
Do you like this story?
Jakarta - Akun Facebook Mark Zuckerberg, pendiri situs jejaring sosial terbesar di dunia itu, diretas oleh seorang pakar keamanan teknologi informasi asal Palestina, pekan lalu. Peretas bernama Khalil Shreateh, gerah setelah peringatannya tentang sistem keamanan Facebook tidak digubris.
Shreateh sebelumnya sudah mencoba melaporkan lemahnya keamanan Facebook sebanyak dua kali. Salah satunya dengan mengunggah sebuah video penyanyi Enrique Iglesias ke wall salah satu rekan kuliah Zuckerberg, Sarah Goodin. Shreateh tidak berteman dengan Goodin di Facebook.
Sayangnya peringatan itu tidak digubris oleh tim keamanan Facebook, yang mengatakan masalah itu bukan "kekeliruan" atau bug.
Merasa frustrasi, Shreateh lalu memutuskan untuk meretas laman Mark Zuckerberg. Dalam sebuah posting yang belakangan dihapus, dia sempat menulis permohonan maaf atas ulahnya itu.
"Pertama-tama maaf karena sudah melanggar privasi Anda dan memosting di wall Anda. Saya tidak punya pilihan lain...setelah semua laporan yang saya kirim ke tim Facebook (diacuhkan)," tulis Shreateh di laman Zuckerberg.
Dalam waktu kurang dari satu menit, akun Facebook Shereateh langsung dibekukan dan dia langsung dihubungi oleh teknisi keamanan Facebook. Dia ditanyai seputar kelemahan sistem keamanan Facebook yang berhasil dia temukan.
"Sayangnya laporan Anda kepada sistem Whitehat kami tidak memiliki cukup informasi teknis sehingga kami bisa mengambil langkah (perbaikan)," tulis tim keamanan Facebook dalam email yang dikirim kepada Sherateh.
Facebook punya kebijakan akan memberikan hadiah minimal 500 dollar atau sekitar Rp 5 juta kepada orang yang berhasil menemukan kelemahan di dalam sistem keamanan Facebook. Sayangnya Shereateh tidak menerima hadiah yang menjadi haknya karena dia dianggal sudah melanggar syarat dan ketentuan penggunaan Facebook.
Dalam sebuah berita di Hacker News, Matt Jones dari tim kemanan Facebook mengaku bahwa kelemahan itu sudah berhasil mereka perbaiki. Dia mengakui bahwa Facebook harus bertanya lebih banyak kepada Sherateh setelah insiden tersebut.
Shreateh sebelumnya sudah mencoba melaporkan lemahnya keamanan Facebook sebanyak dua kali. Salah satunya dengan mengunggah sebuah video penyanyi Enrique Iglesias ke wall salah satu rekan kuliah Zuckerberg, Sarah Goodin. Shreateh tidak berteman dengan Goodin di Facebook.
Sayangnya peringatan itu tidak digubris oleh tim keamanan Facebook, yang mengatakan masalah itu bukan "kekeliruan" atau bug.
Merasa frustrasi, Shreateh lalu memutuskan untuk meretas laman Mark Zuckerberg. Dalam sebuah posting yang belakangan dihapus, dia sempat menulis permohonan maaf atas ulahnya itu.
"Pertama-tama maaf karena sudah melanggar privasi Anda dan memosting di wall Anda. Saya tidak punya pilihan lain...setelah semua laporan yang saya kirim ke tim Facebook (diacuhkan)," tulis Shreateh di laman Zuckerberg.
Dalam waktu kurang dari satu menit, akun Facebook Shereateh langsung dibekukan dan dia langsung dihubungi oleh teknisi keamanan Facebook. Dia ditanyai seputar kelemahan sistem keamanan Facebook yang berhasil dia temukan.
"Sayangnya laporan Anda kepada sistem Whitehat kami tidak memiliki cukup informasi teknis sehingga kami bisa mengambil langkah (perbaikan)," tulis tim keamanan Facebook dalam email yang dikirim kepada Sherateh.
Facebook punya kebijakan akan memberikan hadiah minimal 500 dollar atau sekitar Rp 5 juta kepada orang yang berhasil menemukan kelemahan di dalam sistem keamanan Facebook. Sayangnya Shereateh tidak menerima hadiah yang menjadi haknya karena dia dianggal sudah melanggar syarat dan ketentuan penggunaan Facebook.
Dalam sebuah berita di Hacker News, Matt Jones dari tim kemanan Facebook mengaku bahwa kelemahan itu sudah berhasil mereka perbaiki. Dia mengakui bahwa Facebook harus bertanya lebih banyak kepada Sherateh setelah insiden tersebut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Buktikan Lemahnya Keamanan Facebook, Peretas Palestina Bobol Akun Mark Zuckerberg”
Posting Komentar