Seorang Perempuan Colombia Dibesarkan oleh Monyet

BERITASATU.COM - Ia pernah dijual ke tempat pelacuran, menjadi copet sebelum akhirnya menikah dengan lelaki Inggris.

Lahir di Colombia, Marina Chapman pernah hidup selama 5 tahun di hutan belantara. Ia masih berusia 4 tahun saat diculik dan ditinggalkan sendiri di hutan.

Untungnya, sekelompok monyet capuchin menemukan, merawat dan membesarkan Chapman selama hidup di dalam hutan. Sama seperti anak capuchin lainnya, perempuan yang kini berusia 50-an tahun itu diajari memanjat pohon,menangkap burung dan kelinci dengan tangan kosong.

Kisah hidupnya yang luar biasa ini bisa ditemukan dalam buku berjudul The Girl With No Name, yang akan diterbitkan di Inggris tahun depan. Buku itu akan diterbitkan di tujuh negara. Selain buku, pihak penerbit akan membuat satu film dokumenter tentang ibu dua anak ini.

“Mengikuti gaya hidup mereka [capuchin], makan, minum,aktivitas sosial dan bahasa mereka, Marina secara bertahap menjadi bagian dari keluarga besar capuchin selama 5 tahun,” ujar Andrew Lownie dari agen penerbit buku itu.

Keputusan untuk membuat buku tersebut bermula dari kebuntuan yang dialami putri sulungnya Vanessa James dan juga dirinya saat pergi ke Colombia 5 tahun lalu untuk melacak orang tua Chapman. Akhirnya mereka memutuskan untuk menulis pengalaman tinggal di hutan selama bertahun-tahun dalam sebuah buku.

“Semua teman-teman saya di masa kecil suka pada ibu karena dia istimewa. Dia [ibu] seperti anak-anak, dalam banyak hal,” kata Vanessa, 28tahun, dalam sebuah interview.

Ia menambahkan, “Saya selalu mendapat cerita sebelum tidur soal hutan, begitu juga adik saya.Kami tidak menganggap itu hal yang aneh. Ibu bercerita tentang hidupnya.”

Banyak cerita menarik dalam buku tersebut. Mulai dari petualangan Chapman diasuh para capuchin hingga bagaimana ia bertahan hidup sebagai manusia normal. Contohnya, saat dirinya ditemukan oleh sekelompok pemburu di hutan yang membawanya ke kota dan dijual untuk dijadikan seorang pelacur.

Untunglah, ia berhasil kabur sebelum melayani pelanggan pertamanya dan hidup di jalanan Cucuta, salah satu kota paling tidak aman di Colombia. Dan, ia menjadi seorangpencuri untuk bertahan hidup.

Beberapa tahun kemudian, Chapman remaja bekerja sebagai pembantu di sebuah keluarga Colombia. Pada pertengahan tahun 70-an, keluargaitu membawa Chapman ikut serta dalam perjalanan mereka selama enam bulan keBradford, Inggris. Di kota inilah dirinya bertemu dengan John di sebuah gerejadan menikah dengannya pada tahun 1977.

Kenyataan bahwa Chapman diasuh oleh monyet capuchin juga mengundang keheranan ahli binatang. Apalagi, capuchin biasanya hanya memiliki tinggi antara 30cm hingga 50cm.

“Jika simpanse atau orang utan saya bisa membayangkannya.Tetapi capuchin? Ini benar-benar luar biasa,” kata seorang ahli binatang yangenggan disebutkan namanya kepada The Dailymail.

Capuchin, kata ahli itu, dikenal sebagai mahkluk sosial dan juga pandai. Tetapi mereka juga bisa bertindak agresif dan sangat menjaga batas wilayah kekuasaan mereka.

“Seorang capuchin jantan mempunyai bobot 6 hingga 7 kilogram atau setengah dari berat bocah berumur 3 tahun. Mereka tidak dapat mengangkatanak berusia 4 tahun,” ungkapnya.

Capuchin, imbuhnya, hidup berkelompok dengan jumlah 30 atau40 ekor dan berpindah-pindah menjelajahi hutan 12-18km dalam sehari. “Saya tidak tahu bagaimana manusia bisa hidup dan mengikuti pola mereka,” ujarnya.

Dalam buku tersebut, terdapat bagian yang menceritakan perjuangan Chapman kecil di hutan. Ia harus berjuang untuk mencari jalannya sendiri untuk bisa bertahan dari rasa takut dan kelaparan. Dia bertarung dengan kucing besar, laba-laba beracun, ular piton hingga kelelawar guna mendapatkan air dan makanan.

Saat ini, ia dilarang berbicara kepada media hingga nanti bukunya diterbitkan. Hal itu diungkapkannya saat media berusaha menemui di kediamannya di kawasan Allerton, untuk meminta keterangan lebih detil soal bagaimana ia beradaptasi dari kehidupan hutan ke kehidupan normal.