Jumat, 27 Januari 2012
Padma Bhuwana, Memaknai Pemujaan kepada Tuhan
Do you like this story?
MEMUJA Tuhan tujuannya bukanlah semata-mata memuja. Tujuan memuja Tuhan itu harus dimakanai untuk menguatkan hidup dan kehidupan di bumi ini. Apalagi dalam Mantra Yajurveda XXXX, 1 ada dinyatakan bahwa alam ini adalah sthana Tuhan yang sebenarnya. Bahkan dalam Rgveda X.90.4 ada dinyatakan bahwa eksistensi Tuhan di alam ini hanya seperempatnya, sedangkan di luar alam semesta ada tiga perempat. ini artinya keberadan Tuhan itu tiada terbatas dan tak mungkin dapat dipahami oleh umat manusia seutuhnya.
Yang mungkin dapat dilakukan manusia memaknai pemujaan Tuhan itu adalah menguatkan daya hidup di bumi agar dapat hidup hahagia dan sejahtera lahir batin serta didapatkan dengan cara adil. Tuhan yang ada di mana-mana itu dipuja di tempat-tempat pemujaan dengan konsep pemujaan untuk didayagunakan dalam membenahi hidup dan kehidupan.
Diperkirakan, sekitar abad ke-11 Masehi, Mpu Kuturan dalam pustaka Padma Bhuwana menyatakan atau sejenis memproklamasikan Bali sebagai Padma Bhuwana. Artinya, Bali sebagai replika alam semesta sthana Tuhan. Tujuan dari Padma Bhuwana Tattwa itu adalah untuk menanamkan bahwa Tuhan itu ada di mana-mana. Tak ada kegiatan hidup ini tanpa kesaksian Tuhan.
Selanjutnya, bagaimana kita mendayagunakan keyakinan bahwa Tuhan ada di mana-mana. Hal itu untuk memotivasi agar hidup ini selalu merasakan selalu ada Tuhan yang menuntun kita. Sebagaimana dinyatakan dalam kutipan Rgveda di awal tulisan ini, bahwa kita persembahkan proses cita-cita kita dalam menapaki hidup ini. Sejak awal kita memulai menumbuhkan suatu cita-cita, sudah kita rasakan ada tuntunan dari Tuhan. Dengan demikian akan tumbuh rasa bahwa Tuhan akan senantiasa menganugerahlcan arah cita-cita yang baik, benar dan tepat kepada umat manusia.
Empat Konsep
Agar pemujaan pada Tuhan menjadi terarah untuk membenahi kehidupan umat manusia, maka Mpu Kuturan mengajarkan tentang penjabaran Padma Bhuwana Tattwa menjadi empat konsep pemujaan. Inti Padma Bhuwana Tattwa itu adalah konsep pemujaan pada Tuhan yang eksistensiNya ada di alam semesta.
Dalam konsep pemujaan ini ada arah yang jelas dan pasti untuk apa Tuhan diyakini dan dipuja. Apa pemujaan pada Tuhan itu hanya memuat permohonan-permohonan saja? Apa semua permasalahan hidup ini diserahkan pada Tuhan untuk menyelesaikan? Apa demikian memang konsep pemujaan pada Tuhan? Dalam hal inilah konsep Padma Bhuwana Tattwa memuat empat konsepsi untuk mengarahkan dinamika memuja Tuhan.
Tuhan dipuja untuk memotivasi agar manusia berupaya membangun keseimbangan hidupnya lahir maupun batin. Untuk itu, Tuhan dipuja sebagai pencipta predana dan purusa. Dari konsep pemujaan inilah dibangun tempat pemujaan Tuhan sebagai sumber predana dan purusa. Dari konsep inilah di Bali terbangun Pura Besakih sebagai Pura Purusa dan Pura Batur sebagai Pura Predana.
Pemujaan Tuhan di Pura Rwabhineda atau Purusa dan Predana itu untuk memotivasi umat manusia di Bali agar membangun jiwa dan raga atau membangun fisik dan mental secara seimbang dan berkelanjutan. Bhagawad Gita XIII.23 menyatakan bahwa pemahaman akan eksistensi predana dan purusa dengan baik dan benar akan membawa manusia kembali bersatu pada Tuhan. Sedangkan dalam tataran hidup sekala, hal itu akan mengantarkan manusia pada kehidupan yang bahagia seimbang lahir dan batin di bumi.
Di samping Tuhan dipuja dengan konsep rwabhineda, dalam Padma Bhuwana Tattwa ini Tuhan dipuja dengan konsep Catur Loka Pala. Konsep ini memuja Tuhan sebagai pelindung dan menjaga rasa aman (raksanam). Catur Loka Pala berarti empat hal sebagai pelindung alam semesta. Dari konsep Catur Loka Pala ini di Bali dibangun empat pura yaitu Pura Lempuyang tempat memuja Tuhan yang menjaga dan melindungi alam ini dari arah timur, Pura Luhur Batukaru tempat memuja Tuhan sebagai pelindung dan penjaga alam arah barat, Pura Andakasa di arah selatan, dan di alam arah utara Tuhan dipuja di Pura Puncak Mangu.
Enam Manifestasi
Pemujaan Tuhan dengan konsep Pura Catur Loka Pala itu untuk memotivasi umat membangun rasa aman dalam dirinya untuk diekspresikan untuk membangun ras aman secara sosiologis. Selanjutnya, dalam konsep Padma Bhuwana terdapat konsep pemujaan Tuhan dalarn enam manifestasinya yang dipuja di Sad Kahyangan untuk membangun sad kerti.
Sebagaimana dinyatakan dalam Lontar Anda Tattwa, pemujaan Tuhan di Pura Sad Kahyangan itu untuk memotivasi manusia memelihara dan melindungi enam unsur membangun hidup sejahtera lahir batin. Sad kerti adalah atma kerti, samudra kerti, wana kerti, danu kerti, jagat kerti dan jana kerti. Inilah yang membangun jiwa, membangun sumber daya alam, membangun sistem sosial yang dinamis harmonis serta membangun sistem individu yang berkualitas.
Setelah tiga tahapan konsep pemujaan untuk mewujudkan Padma Bhuwana Tattwa itu barulah akan terwujud kehidupan yang seimbang aman damai dan sejahtera. Wujud pemujaan dalam sembilan manifestasinya itu untuk menjaga dan memelihara alam serta kekidupan di dalamnya secara utuh dan bulat di sembilan penjuru alam. Pemujaan Tuhan untuk melindungi seluruh alam dengan simbol sembilan penjuru itu dengan memuja Tuhan di sembilan pura di sembilan penjuru Bali.
Sembilan pura ini disebut Pura Padma Bhuwana — Pura Besakih (di timur laut), Pura Lempuhyang Luhur (timur), Pura Goa Lawah (tenggara), Pura Andakasa (selatan), Pura Luhur Uluwatu (barat daya), Pura Luhur Batukaru (barat), Pura Puncak Mangu (barat laut), Pura Batur (utara) dan Pura Pusering Jagat (tengah).
0 Responses to “Padma Bhuwana, Memaknai Pemujaan kepada Tuhan”
Posting Komentar