Komnas perempuan sebut Bupati Aceng tak punya etika

Merdeka.com - Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mendesak kepolisian untuk segera mengusut kasus Bupati Garut Aceng Fikri. Ketua Komnas Perempuan Yuniyanti Chuzaifah mengatakan pihaknya mendorong kepolisian untuk mengecek usia Fanny saat dinikahkan dengan Aceng.

"Komnas perempuan mendorong kepolisian untuk mengecek soal usia pada saat perkawinan, kalau itu di bawah umur ya itu kan melanggar UU perlindungan anak," ujarnya di Hotel Le Meredien, Jakarta, Kamis (8/12).

Yuniyanti juga mendesak kepolisian untuk mengusut 'pernikahan siri' yang tidak dicatatkan di KUA.

"Soal nikah tidak dicatatkan, itu kita mendorong polisi lah untuk melakukan sejumlah hal itu," kata dia.

Aceng menikahi Fanny selama 4 hari dan menceraikannya dengan alasan tidak perawan lagi. Alasan itu, menurut Yuniyanti tidak etis dan bentuk kekerasan terhadap hak dan martabat perempuan. Apalagi, Aceng sebagai pejabat publik seharusnya menjaga sikap dan kehormatan.

"Ada soal pelanggaran sumpah pejabat publik, yang harusnya menjaga etika dan sebagainya," imbuhnya.

Yuniyanti menambahkan pihaknya juga akan menyelidiki apakah dalam pernikahan itu sepengetahuan istri pertama. Karena, kalau tidak, hal itu dapat melanggar KUHP.

"Karena melakukan perkawinan tidak seizin istri juga, karena kalau dia semisal memang tidak seizin istri melanggar KUHP nah itu yang harus diusutnya di situ," tandasnya.